MITOS KEHAMILAN DALAM BUDAYA MASYARAKAT NAGARI GUAK PANJANG KOTO BARU KABUPATEN SOLOK

Fauziatussa'adiyah fauziatussa'adiyah

Abstract


Minangkabau women is a part of culture who has significant role in rumah gadang. In Minangkabau, a woman also called bundo kanduang. The next generation of culture was born through her.The honor to Minangkabau woman is related to her standing and her function ini daily life. She attempt to be cared with the environment. It starts with educate the children with religious and cultural teachings. So that, they could be the next generation who know the rights and obligations as Minangkabau society. Educating children is not only when they are physically born in this world, but it can be started when they are in the mother’s womb. Therefore, the ancestors have myths that related with pregnancy. It contains the element of goodness that radiated from the myth’s cultural value. In relation to gender, pregnancy’s myth in Minangkabau also addressed to men. This is related to results and findings from the pregnancy’s myth. Cultural value in pregnancy’s myth have a power to organize the behavior of human. In the other words, the values in it can apply to all layers of society. So that, this research is qualitative research. The aim of this research is to describe the gender equality in pregnancy’s myth of Minangkabau through cultural value


Keywords


gender, equality, women, myth, value.

Full Text:

PDF PDF

References


Andheska, H. (2018). Kearifan Lokal Masyarakat Minangkabau dalam Ungkapan Kepercayaan Rakyat. Basindo: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, Dan Pembelajarannya, 2(1), 22–28.

Eliya, I., & Zulaeha, I. (2017). Pola Komunikasi Politik Ganjar Pranowo dalam Perspektif Sosiolinguistik di Media Sosial Instagram. Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 6(3), 286–296.

Firdaus, E. (2012). Kemitrasejajaran Peran Gender Dalam Wacana Legalitas Indonesia. Jurnal Pendidikan Agama Islam–Ta’lim, 10(2), 95–104.

Fithri, W. (2013). Mau Kemana Minangkabau?: Analisis Hermeneutika atas Perdebatan Islam dan Adat Minangkabau. Gre Publishing.

Foley, J., & Thompson, L. (2017). Language learning: A lifelong process. Routledge.

Gaol, H. J. L. (2012). ETOS BUKAN MITOS MENYEBARKAN VIRUS ETOS. Penerbit Halibutongan.

Hadi, S. (2011). Pemikiran Sutan Takdir Alisyahbana Tentang Nilai, Manusia, Dan Kebudayaan. Jurnal Filsafat, 21(1), 1–19.

Harto, J. (2018). Surau As Education Institutions Of Muslim In Minangkabau (Study The Role Sheikh Burhanuddin Ulakan In Building

Education System Of Surau In Minangkabau 1100-1111 AH). TAWAZUN, 9(1), 73–96.

Humaeni, A. (2013). Makna Kultural Mitos dalam Budaya Masyarakat Banten. Antropologi Indonesia.

Ibrahim. (2014). Tambo Alam Minangkabau. Bukittinggi: Kristal Multimedia.

Immerry, T., & Dahlan, F. (2017). Kaba Malin Deman: Menyiasati Dampak Dua Falsafah Minangkabau Dalam Folklor. Jurnal Gramatika: Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 3(2), 259–268.

Jamalie, Z. (2014). Akulturasi dan kearifan lokal dalam tradisi baayun maulid pada masyarakat Banjar. El-Harakah (Terakreditasi), 16(2), 234–254.

Kusmana, K. (2014). Menimbang Kodrat Perempuan antara Nilai Budaya dan Kategori Analisis. Refleksi, 13(6), 779–800.

Labov, W. (2011). Principles of linguistic change, volume 3: Cognitive and cultural factors (Vol. 36). John Wiley & Sons.

Levinson, B. A., & Pollock, M. (2016). A Companion to the Anthropology of Education. John Wiley & Sons.

Liliweri, A. (2003). Makna budaya dalam komunikasi antarbudaya. PT LKiS Pelangi Aksara.

Macdonald, M. (1999). dkk, Gender dan Perubahan Organisasi: Menjembatani Kesenjangan Antara Kebijakan dan Praktek, terj. Omi Intan Naomi, Yogya$neg$ Karta: INSIST.

Macdonald, M., Sprenger, E., & Dubel, I. (1999). Gender dan Perubahan Organisasi, Menjembatani Kesenjangan antara Kebijakan dan Praktik. Insist dan Remdec.

Murniati, A. N. P. (2004). Getar gender. Indonesiatera.

Nadesul, H. (2001). Cara sehat selama hamil. Niaga Swadaya.

Nasution, I., Sibarani, R., & Takari, M. (2016). Local Wisdom In Malam Berinai Tradition In Malay Society, Tanjungbalai, North Sumatera, Indonesia. Journal of Arts and Humanities, 5(5), 68–77.

Nurmalina, N. (2015). Pantang Larang dalam Masyarakat Kampar dan Relevansinya dengan Pendidikan Karakter. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1(1), 27–35.

Puspitawati, H. (2012). Gender dan Keluarga: konsep dan realita di Indonesia.

Sibarani, R. (2012). Kearifan lokal. Hakekat, Peran, Dan Metode Tradisi Lisan. Jakarta: Asosiasi Tradisi Lisan (ATL).

Subhan, Z. (2004). Kodrat perempuan: takdir atau mitos? PT LKiS Pelangi Aksara.

Puspitawati, H. (2013). Konsep, teori dan analisis gender. Bogor: Departe-Men Ilmu Keluarga Dan Kon-Sumen Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian.

Suhra, S. (2013). Kesetaraan Gender Dalam Perspektif Al-Qur’an dan Implikasinya Terhadap Hukum Islam. Al-Ulum, 13(2), 373–394.

Sulastri. 2009. “Antara Mitos ”Ungku Saliah”... - Google Cendekia. (n.d.). Sutrisno, M., & Putranto, H. (2005). Teori-teori kebudayaan. Kanisius.

Van Peursen, C. A. (2000). Strategi kebudayaan. Kanisius.

Widianto, E., & Zulaeha, I. (2016). Pilihan Bahasa dalam Interaksi Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing. Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 5(2), 124–135.




DOI: http://dx.doi.org/10.15548/jk.v1i1.200

Refbacks

  • There are currently no refbacks.



Free counters!

free hit counter

Creative Commons License
Kafa'ah: Journal of Gender Studies is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.